Posts

Showing posts from November, 2018

Puisi | Mendefenisikan Bentuk Air

Image
  Air tak selamanya segar Namun air juga tak selamanya dalam Air tak selamanya jernih Namun air juga tak selamanya Membuatmu basah Air tercipta di hulu langit Berganti bentuk sebiji hujan Yang jatuh dari daratan awan Merebahkan tubuhnya yang lelah Di pucuk-pucuk dedaunan Dedaunan merekah Menebar udara ke tak terhingga ruang-ruang semesta -- Lalu manusia ada dimana? Apa sekadar berlalu lalang mencari penghidupan Di dunia yang gelap Yang katanya terang benderang ***** Makassar, 13 – November – 2018. - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Rayalah Kata-kata

Image
Keluarlah semua wahai kata-kata Keluarlah dari markas terselubungmu Buang jauh-jauh ketakutanmu Aku menemanimu dengan sebilah badik Yang siap menghunus semua yang menafikanmu Mantra-mantra kita Tak lagi dapat ditahan oleh mereka yang menyembah kebohongan Senjata kita telah siap menembakkan 1000 pelurunya Kepada nyawa-nyawa yang telah menjadi mayat di dalam dasi-dasi mereka Rayalah.. Rayalah.. Kata-kata.. Berjuta keadilan yang harus dituntut menunggu kita Membawakannya kepada orang-orang congkak akan kekuasaan Rayalah kata-kata Inilah saatnya kita layangkan syair-syair kebenaran. ***** Makassar, 12 – November – 2018. - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Secangkir Kopi di Pagi Hari dan Kehangatan Pelukanmu

Image
Terima kasih telah hadir di kursi itu, Di pagi hari ini Awan-awan sedang berselimut Tampaknya bumi sedanglah kedinginan Dan beruntung Aku tak terlambat membuat secangkir kopi di pagi ini Engkau duduk manis memegang tanganku Menatapku yakin Bahwa hidup kadanglah begini Bukan alam yang berganti haluan Tapi mungkin kitalah yang tak sering memberinya harapan Dan beruntung engkau ada Duduk di kursi itu Hadirnya dirimu membuatku semakin yakin Alam berganti pancaroba Karena ingin merintikkan hujan-hujannya Kepada pasangan kekasih Yang memberi hangatnya pelukan di pagi hari Dingin belum reda Aku masih di sini, di pagi yang udaranya Merayapi segala sendi-sendi Dan beruntung Secangkir kopiku, masih ada setengah Dan aku semakin yakin bahwa alam tak pernah berganti Sebagaimana pagi ini Di masih adanya kopi tersisa lagi Semuanya tampak sama Hadirmu di kursi itu Hadirmu memegang tanganku Hangat pelukmu diantara sela-sela