Posts

Showing posts from December, 2018

Puisi | Menenun Hati

Image
Puisi | Menenun Hati Benang-benang hati Kusut bagai berduri Terkoyak sepi Kutenung setiap hari Dalam rangkai-rangkai puisi Di balik lembar-lembar usang pagi hari Sampai waktu tak mengenal ujungnya Sampai masa tak mengenal akhirnya Sampai semesta berhenti di rotasinya Kuakan sembuhkan lukanya Kuakan semai dukanya Kuakan akhiri sakitnya Semuanya terhadap hati yang lirih pada dunia ***** Makassar. 1 – Januari – 2019 ________ - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Melepaskan Bayangan

Image
Segala yang indah-indah di dunia Laksana miniatur keindahan yang sesungguhnya Laksana trailer intronya Bagi keseluruhan isi filmnya Laksana monolognya Sebelum epilognya Laksana tangga Sebelum atapnya Laksana pinggir pantainya Sebelum samuderanya Saat kulepaskan sebelum yang menyertainya Maka kan kudapatkan sesudah semua permulaanya ***** Makassar. 25 - Desember - 2018 ________ - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Pertanda Semua Bayangan

Image
Dia adalah Cahaya Cahaya segala cahaya Semua iradat-Nya Jadi bayang-bayang kuasa-Nya Seperti aku yang mungkin terperdaya Oleh bayang-bayang segala dalam semesta Ada bayang-bayang dinding rumah Sebab ada lampu menyala Ada bayang-bayang gunung yang menjulang tingginya Sebab ada matahari yang menebar sinarnya Ada bayang-bayang nisan di kuburan kita Sebab ada bulan sendu cahayanya di malam gelap gulita Pertanda semua bayangan Yang tertata ***** Makassar. 25 - Desember – 2018 ________ - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Bayang-Bayang Rupa

Image
Itu mata yang sayu Yang biasa kau rindu Itu hidung yang tertunduk malu Yang biasa kau sentuh Itu dagu yang merayu Yang biasa kau ikut mendayu Itu bibir indah kecupmu Yang biasa kau warnai dengan lipstik merahmu Kau hambai dirimu Untuk segala bayang-bayang rupamu Jika semua layu?... Saranku Pulanglah dahulu bertanya di dalam rahim ibumu *****                                             Makassar. 25 - Desember – 2018 _____ - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Bayang-bayang Bintang dan Sinarnya

Image
Ia memang bersinar di atas sana Tapi adakah aku menjangkaunya? Ia memang mempesona mata Tapi adakah aku sekadar menatapnya untuk beberapa lama? Ia memang jelas cahayanya Tapi adakah aku di samping gelapnya? Itu bintang yang memberi bayangnya Dan sinarnya... Lalu aku dibawahnya Mendendangkan kecapi merah Sampai putus semua senarnya ***** Makassar. 25 - Desember – 2018 ______ - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Bayang-bayang Semu

Image
Puisi | Bayang-bayang Semu Tuhan, Benarlah bagi orang yang buta Dunia hanyalah kesan yang terlihat mata Tanpa kusadari, aku kehilangan nyawa Bayang-bayang semu dunia Segala perhiasannya Kerlap-kerlipnya Jatuh di penghujung usia Semua nampak dalam kesemuan belaka Dalam sebutan-sebutan semata Yang diberi berbagai warna ; Akan sirna Menumpukkan khayalan derita Kala tak dapat sekadar mencecapnya Dan waktu sia-sia Tunggulah, puing-puing dan bara ***** Makassar. 25 - Desember – 2018 _____ - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Kumohon Kepada Alam, Sudahilah

Image
Sudahilah bencana ini Kutahu kau ingin memberiku arti Bahwa semuanya kehendak Ilahi Kau ingin memberi isyarat kepada diri ini Bahwa alam adalah tanda kebesaran-Nya yang tak seharusnya kumunafiki Sudahilah bencana ini Kusudah cukup tersedih Kusudah cukup merintih Kusudah cukup memanggul hati Tuhan, kutahu Kau ingin aku diuji Dan kusabar dalam doa-doa dan tasbih-tasbih PadaMu Ilahi Rabbi ***** Makassar. 23 - Desember - 2018

Puisi | Aku Tahu Hujan

Image
Aku tahu hujan Jatuh untuk menenangkan kerinduan Tak bertepi di dalam kerinain Aku tahu hujan Datang membawa butir-butir kebahagiaan Bagi penyuka rintik-rintik di beranda perumahan Aku tahu hujan Tak selalu melakukan kunjungan Tapi bagi wajah-wajah kesendirian Kedatangannya adalah tamu keistimewaan Aku tahu hujan Ia terlukiskan Sebagai anugrah Tuhan Bagi harapan yang sedang menampung kenangan ***** Makassar. 22 - Desember - 2018

Puisi | Terima Kasih Telah Mencintaiku

Image
Terima kasih telah mencintaiku Walau aku mafhum jodoh siapa yang tahu Setidaknya kau telah menjadi puisi-puisi cintaku Yang tak akan lenyap dihempas waktu Terima kasih telah mencintaiku Walau aku yang lebih sering merindumu Di meja tuaku Bersama tinta dan kertas usangku Dan aku selalu berperasangka baik untukmu Kau jadi Ibu Dan aku jadi ayah dari anak-anakmu ; Di dalam doa-doaku Dan tak akan putus harapanku Walau nyala lilin redup kuberikan untukmu Cahaya mentari pagi selalu setia untukku Saat aku tak pupuskan segala cinta dan kasih sayang itu ***** Makassar. 22 - Desember - 2018

Puisi | Ibuku dan Lautan

Image
Ibuku dan lautan Sebuah hati yang sangat dalam Di dalamnya batu karang Ombak-ombak menerjang Namun tetaplah dunia indah bagi ikan-ikan Ibuku dan lautan Sebuah hati yang tak bertepi di pinggir daratan Dihimpitnya pulau-pulau berjejaran Wadah mendung menerawang Namun ujungnya pelangi melayang Ibuku dan lautan Tempat cermin gelap malam Cahaya bulan ditutup kelam Namun sekecil apapun bintang itu ia tetap berkerlip terang ***** Makassar. 22 - Desember - 2018

Puisi | Sebenarnya, Kita Sedang Sendiri

Image
Tak ada yang lekas abadi Jadi untuk apa merisaukan luka dalam hari Segerahlah berbenah diri Sebab kita sedang berjalan pulang sendiri Menuju Ilahi Hati yang bersih Tak pernah merasa sedih Sebab walau banyak hal yang digundahi Diri tersadar bahwa ia hanyalah hamba Ilahi Obsesi duniawi Akan membuat keras hati Tak ada yang dapat mengubahi Selain diri sendiri Sebenarnya kita sedang sendiri Sendiri merawat hati Sampai ketika pulang nanti Tuhan menyambutnya di surga bersama bidadari ******* Makassar. 21 - Desember - 2018

6 Puisi Balada Sahyul Padarie: Seorang Perempuan yang Takut Menangis

Image
Puisi | Seorang Perempuan Yang Takut Menangis Aku tertunggali perasaan Sebagai insan dari cucu istri Adam Yang dicipta dari pelukan Ayah dan Ibuku Diantara isi-isi alam yang keras Yang tak punya nazab sampai ke gunung-gunung tinggi menjulang Ketika aku mampu memanggang roti sendiri Lalu aku memakannya di bawah-bawah pohon berduri Kuulang-ulang gerak-gerak  tanganku pada durinya Aku menyukainya sebagiamana ia menyukaiku Saking sukaku padanya Tanganku yang berdarah tak pernah aku rasa 5 tahun telah berlalu setelah aku Aku menjadi Ibu Kurawat anak-anakku Dengan kasih sayang tunggal Karena bapaknya telah lebih dulu pulang Menemui Tuhan Selama hidupku Aku paling takut menangis Karena air mata bagiku Adalah simbol lemah keperempuananku ***** Makassar. 18 – 12 -2018 Puisi | Baru Saja Jadi Sarjana Ibu aku bangga Ayah aku bangga Tetangga-tetanggaku Semuanya bangga Karena aku telah mendapat gelar sarjana Aku pun te

3 Puisi Auditorium Karya Sahyul Padarie (TERBARU)

Image
Puisi | Tuan-tuan Selamat Datang di Dunia yang Penuh Kebingungan Aku berterima kasih padamu  Atas bunyi-bunyi langkahmu datang kemari Tuan Di batas yang terlihat oleh kedipan mata  yang di dalamnya tertumpa-tumpa tanya  Akan segala pernyataan abjad dan angka-angka Contoh tanya abjad itu :  kenapa aku berdiri di depan Tuan-tuan? Membacakan  rima-rima para penyair yang telah tenang diharibaan Tuhan Aku berterima kasih padamu  Atas bunyi-bunyi langkahmu datang kemari Tuan Nadiku berdenyut lagi ingin berterima kasih padamu Atas bunyi-bunyi langkahmu datang kemari Tuan Di tanah yang ladangnya penuh tumbuhan-tumbuhan aksara Yang membuat orang ketika mengejanya—memusingkan kepala Di bebatuan-bebatuan lukisan abstrak nyawa-nyawa yang akan terkubur Yang diberi tirai berwarna hitam—bahannya seperti kantong kresek yang dibeli Ibu di pasar Supaya ketika bercermin bagai penyihir tua nan jahat menanyakan kepada cerminnya “Siapa paling Cantk di Dunia Ini

Puisi | Maaf Tuhan Kami Lagi Sibuk

Image
Engkau memanggil kami Tuhan Namun kami lupa dengan nama kami yang sesungguhnya: Hamba Engkau memerintahkan kami Tuhan Namun kami lupa pekerjaan kami yang sesungguhnya: Menghamba Engkau telah ciptakan kami Tuhan Namun kami lupa hakikat kelahiran kami: Penghambaan Maaf kami lagi sibuk Tuhan Dengan gawai-gawai kami yang setiap saat bordering Untuk sebatas pekerjaan duniawi Dengan gawai-gawai kami yang setiap saat berbunyi Untuk sebatas notifikasi media sosial kami Kami lalu menghabiskan banyak waktu dengan Sebuah kotak pintar yang segala informasi bejibun adanya Lalu kami terhanyut oleh pesonanya Ego - ego pun semakin memuncak Takkala informasi yang sesuai dengan kepentingan kami Kami bagikan kemana-mana Walau itu terkadang kotor untuk ditelisik isinya: Hoax dan ujaran kebencian Maaf Tuhan kami lagi sibuk Namun disaat yang sama Rezeki-Mu mengalir deras Nikmat-Mu berderu kencang Rahmat-Mu tak terbatas Dan ternyata Engkau pun

Puisi | Perayaan Hidup

Image
Maaf Tuhan Aku merayakan hidup seperti kambing yang membuang kotorannya Sebagai wujud kegembiraan karena telah mendapatkan rumput untuk dimakan Maaf Tuhan Aku merayakan hidup seperti singa-singa Yang mengaung-aungkan kebencian Dan maaf Tuhan Aku merayakan hidup Seperti batu-batu jalanan Yang tak pernah bisa menjelaskan Indah pelangi dan hujan Aku rayakan kehidupan Karena merasa sudah dihidupkan Namun aku tak pernah berpikir untuk merayakan Perayaan sesudah kematian Apakah aku sekadar hidup untuk jadi perayaan hidup? Ibu… jawab aku ***** Makassar, 13 – Desember - 2018 - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam

Puisi | Wahai Puisi, Tetaplah Kau Menjadi Puisi

Image
Kerajaanmu adalah keabadian Sudah cukup itu Untuk menjelaskan segala kekayaan Indahmu adalah kata-kata Sudah cukup itu Untuk menjelaskan cantikmu Kekuatanmu adalah makna Sudah cukup itu Untuk menjelaskan betapa kau berpengaruh untuk dunia Kedalamanmu adalah rasa Sudah cukup itu Untuk menjelaskan lautanmu Jangan… jangan… Jangan kau berubah Hanya karena isyarat-isyarat tentang berhaganya dunia Tetap begitu saja Menjadi puisiku yang tak ternoda Yang mejaga kesuciannya Oleh tangis-tangis kemanusiaan yang perlu dibela Bukan janji-janji manis dibalik angka nilai tukar rupiah ***** Makassar, 11 – Desember - 2018 - Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam