10 Puisi Refleksi Kehidupan : Wahai Sang Malam Semangatkan Kenangan


Puisi | Wahai Sang Malam Semangatkan Kenangan


Untuk segala rindu ini yang tak terbantahkan
Mengenang masa-masa dimana aku menjadi seseorang
Bagi genggaman dan pelukan

Mengembalikan kejadian-kejadian
Dimana aku menjadi makhluk yang dipertahankan
Akan cerita bahagia katanya kudapatkan

Kebersamaan memang tak berbanding lurus dengan perpisahan
Akan ada dimana kita terpinggirkan
Antara memafkan dan merelakan

Kumengadu pada sang malam
Sematkan kenangan
Pada doa-doa kebaikan
Yang tak henti kuhaturkan

*****
Makassar. 07- Februari – 2019


Puisi | Jangan Menutup Mata Ketika Kau Mampu Melihat


Jangan menutup mata
Ketika kau mampu melihat
Sebagian isi dunia
Yang penuh nafsu bejat

Jangan menutup mata
Ketika kau mampu melihat
Tarian-tarian aksara
Di syair-syair semesta tersemat

Jangan menutup mata
Ketika kau mampu melihat
Lembaran waktu kita
Yang sebentar lagi akan lenyap

*****
Makassar. 07 - Februari – 2019


Puisi | Mengawal Hati


Jagalah hati, jangan sampai ia berlari
Sampai kau tak temui rasa lagi
Sebab ia satu-satunya bentuk suci
Dari representasi Ilahi

Saat segala kegusaran
Datang menakutkan
Namun kau tetap tenang
Itulah puncak dari hati yang tentram

Kawallah hati
Jauhkan ia dari nafsu dan ego diri
Jangan sampai kau sentuhkan dengan sifat duniawi
Walau setitik kau tetap menggelapi

Para Salik telah bertapa
Dalam hampa
Ia telah patah hati pada dunia

*****
Makassar. 07 - Februari – 2019


Puisi | Berbentuk Apakah Hari Esok?


Lusa atau besok
Selalu dimana masa menengok
Melihat diri yang bisa saja teronggok
Di sudut dunia yang kejamnya menohok

Aku lebih memilih mengiakan
Jika ada memberi pilihan
Bahwa bentuk hari esok adalah ketidakpastian

Ketidakpastian akan hasil dari jawaban
Pertanyaan-pertanyaan hari ini yang memilukan

Hari ini
Kita berdiri di sini
Bentuk hari esok suatu hari nanti
Adalah kemana pertanyaan membawa kita ke jawaban sendiri

*****
Makassar. 07 - Februari – 2019


Puisi | Suara-suara Teruslah Bersuara, Aku Tak Akan Mendengarmu


Telingaku batu
Jangan harap mendengarmu
Langkahku laju
Jangan harap suaramu menghalangiku

Suara-suara
Teruslah bersuara
Sampai langit terbelah
Menembus pusara

Aku tak akan mendengarmu
Sedikit pun tak kutahu
Aku tak mendengarmu
Sepatah kata pun ku tak mau tahu

Sebab yang aku tuju
Lebih penting dari bunyi suaramu

*****
Makassar. 07 - Februari – 2019


Puisi | Aku Ingin Sendiri


Aku ingin sendiri
Tak mengurusi hati yang sedih
Yang tak henti-henti diterjang badai

Aku ingin sendiri
Menemui menemui pelangi
Tanpa perlu aku berharap warna-warni

Aku ingin sendiri
Menjajal mimpi
Yang walau mustahil kugapai

Aku ingin sendiri
Berteman sunyi
Sampai aku sadar dunia hanyalah ilusi

Aku ingin sendiri
Bersama puisi
Menabur majas dan diksi
Sampai selepas aku mati
Aku dikenal penyair sejati

*****
Makassar. 07 - Februari – 2019


Puisi | Teruslah Melaju, Tak Perlu Tahu Siapa di Pinggirmu


Siapa-siapa yang ada di pinggirmu?
Katakan padaku
Sudah lebih seramkah dari yang pernah ada di pinggirku
Sudah lebih menakutkankah dari yang pernah ada di pinggirku

Teruslanh melaju
Beriring waktu
Mengguru pada yang diyakini itu
Tak perlu siapa yang dipinggirmu

Ia hanya akan terus berkata :
U
U
U
Padamu

Namun ketika kau terus melaju :
Kau akan gapai apa yang dituju
Tanpa perlu berkata "U"

*****
Makassar. 06 - Februari – 2019

Puisi | Kata Ibu, Kembalikan Senyummu

Kata Ibu :
Dunia memang begini
Ada hal yang disukai
Dan ada hal yang tak diingini
Tapi satu hal yang harus kau ketahui
Tak ada yang abadi

Kembalikan senyummu
Dirimu terlalu berharga meratapi masa lalu
Tatap masa depanmu
Sebab yang akan kau jalani adalah masa itu

Masa dimana kau harus kuat
Menanggapi masalah yang selalu menggugat

Masa dimana kau harus tegar
Merapatapi kegagalan-kegagalan yang bisa saja besar

Anakku, kembalikanlah senyummu

*****
Makassar. 06 - Februari – 2019


Puisi | Perihal Air Mata


Aku menangis
Mengelus dada yang teriris
Mendapat harapan yang tak berujung manis

Ini air mata
Air dari sebuah luka
Mata pancuran dari sebuah hal yang patah

Aku menangis
Merelakan hati yang telah terkikis
Oleh suatu masa yang bengis

Ini air mata
Perihal air mata
Tentang sedih yang tak akan disembuhkan bahagia

Namun sungguh doa
Mensemikan senyum indah

*****
Makassar. 06 - Februari – 2019


Puisi | Antara Kehilangan


Antara kehilangan
Ada kesedihan
Antara kehilangan
Ada kesepian

Antara kehilangan
Ada kegelisahan
Antara kehilangan
Antara kehilangan
Ada doa berhamburan

Tapi percayalah

Antara kehilangan
Ada tuntunan
Antara kehilangan
Ada kebaruan

Sebab semua yang diharapkan
Tak selalu yang dibutuhkan
Sebab semua yang diinginkan
Tak selalu yang diperlukan

*****
Makassar. 06 - Februari - 2019


Comments

Popular posts from this blog

3 Puisi Auditorium Karya Sahyul Padarie (TERBARU)

Puisi | Wahai Puisi, Tetaplah Kau Menjadi Puisi